Samosir – Koperasi Konsumen Kana kembali mendapat kehormatan diundang oleh Kementerian Koperasi Republik Indonesia untuk mendukung Workshop Percepatan Operasionalisasi Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) se-Kabupaten Samosir yang diselenggarakan di Hotel Vantas, Pangururan. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Bupati Samosir Ariston Tua Sidauruk, Deputi Bidang Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi Republik Indonesia Henra Saragih, Kepala Dinas Kopnakerindag Rista Sitanggang, Kepala Dinas Sosial F. Agus Karo Karo, serta para pengurus 134 koperasi desa Kabupaten Samosir.

Wakil Bupati Samosir, Ariston Tua Sidauruk, menegaskan bahwa percepatan operasional KDMP membutuhkan perjuangan bersama yang dilandasi semangat kekeluargaan dan gotong royong.“Koperasi harus bergerak dengan semangat idealisme. Gerakan koperasi itu unik dan harus dijiwai, tidak bisa disamakan dengan profesi lainnya. Sekali menjadi pengurus koperasi, jangan dianggap remeh, harus ditekuni dan dijalani dengan penuh tanggung jawab,” ujar Ariston.

Ia menambahkan, koperasi desa merupakan tonggak baru dalam menggerakkan ekonomi masyarakat desa. Para pengurus diminta menjaga kekompakan, memperkuat kelembagaan, serta menggali potensi lokal termasuk permodalan melalui Bank Himbara.

“Saya harap semangat kebersamaan terus dipelihara. Ini pekerjaan mulia karena manfaatnya langsung dirasakan oleh anggota. Dengan berdirinya dapur desa dan suplai kebutuhan dari koperasi, akan tumbuh perputaran ekonomi dan peluang bagi pengusaha lokal,” tambahnya.

Deputi Kelembagaan dan Digitalisasi Koperasi, Hendra Saragih, menegaskan bahwa Koperasi Desa Merah Putih merupakan proyek strategis nasional dengan tujuan memperkuat ekonomi desa secara berkelanjutan. “Kita bukan bicara proyek, tapi gerakan nasional. Ada 80 ribuan KDMP di seluruh Indonesia. Semua desa harus punya semangat yang sama, mengembalikan ekonomi ke desa,” katanya.

Menurut Hendra, Kabupaten Samosir memiliki potensi besar, terutama dalam sektor kopi. Ia mencontohkan, koperasi desa dapat berperan sebagai offtaker untuk mengolah hasil pertanian sehingga masyarakat memperoleh harga jual yang lebih menguntungkan.

Henra menjelaskan, pembangunan gudang berukuran maksimal 1.000 meter persegi akan dijalankan oleh PT Agrinas Pangan Nusantara dan TNI, dengan dukungan pembiayaan hingga Rp3 miliar per gudang melalui bank-bank Himbara. Program ini juga masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana diamanatkan dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2025.

“Operasionalisasi KDKMP harus dipercepat karena manfaatnya langsung dirasakan masyarakat desa. Gudang dan gerai ini menjadi infrastruktur penting untuk menggerakkan ekonomi koperasi,” jelas Henra.

Henra menambahkan, saat ini baru sekitar 1% koperasi di Samosir yang mengajukan pembiayaan. Karena itu, pemerintah memfokuskan pendampingan pada empat agenda utama: aktivasi SIMKOPDES, pembentukan gerai koperasi, penyusunan proposal pembiayaan Himbara, dan kemitraan dengan BUMN.

Ia juga mengajak masyarakat desa untuk aktif menjadi anggota koperasi. Dengan populasi 150 ribu jiwa, jika separuhnya menabung di koperasi, potensi perputaran modal bisa mencapai miliaran rupiah.

“Kami membantu inventarisasi aset desa sebagai lokasi pembangunan gudang. Pemerintah tidak memberi uang, tapi fasilitas dan sarana. Gudang itu nanti menjadi milik desa,” jelas Hendra.

Pada kesempatan yang sama, Koperasi Konsumen Kana turut memperkenalkan program unggulannya, “Koperasi Manis”. Sebuah model kolaborasi digital dan modern yang mendukung percepatan pertumbuhan KDMP melalui sistem konsinyasi dan konsainmen. Program ini menjadi solusi bagi koperasi desa untuk memperluas akses pasar, meningkatkan efisiensi distribusi, serta menciptakan peluang pendapatan baru bagi anggota koperasi.

Perwakilan Konsumen Kana, Anggara Putra Priwardana menyampaikan rasa syukur dan optimisme atas kepercayaan yang kembali diberikan oleh Kementerian.

“Kami merasa terhormat dapat terus menjadi bagian dari perjalanan besar Kementerian Koperasi dan UKM dalam membangun koperasi modern di Indonesia. Melalui program Koperasi Manis, kami ingin menghadirkan sistem kolaborasi digital yang konkret dan mudah diterapkan oleh koperasi desa. Samosir memiliki potensi besar untuk menjadi model keberhasilan gerakan koperasi desa yang berdaya dan berkelanjutan,” ujar Angga.

Sebagai bentuk komitmen, Koperasi Kana menyediakan pendanaan operasional sebesar Rp2 juta per bulan untuk setiap KDKMP yang bergabung. Selain itu, semua produk disalurkan melalui sistem konsinyasi tanpa uang muka (DP), dengan potensi transaksi mencapai Rp200 juta per bulan per koperasi.
Skema ini membantu menjaga arus kas koperasi tetap sehat, mengurangi risiko finansial, sekaligus mempercepat perputaran distribusi barang kebutuhan pokok.

Perwakilan Koperasi Kana, Anggara Putra Priwardana, menilai bahwa kebijakan pembangunan fisik gudang koperasi akan memperkuat posisi KDKMP sebagai simpul logistik pangan nasional.

“Pembangunan gudang dan gerai yang digerakkan pemerintah akan menjadi tulang punggung logistik koperasi desa. Melalui Program Koperasi Manis, fasilitas itu bisa dioptimalkan sebagai pusat distribusi bahan pangan yang dikelola bersama,” jelasnya.
Menurut Anggara, kolaborasi ini bukan hanya memperkuat rantai pasok dari desa, tapi juga menciptakan efisiensi distribusi dan membuka lapangan usaha baru di sektor pangan rakyat.
“Fisiknya disiapkan pemerintah, pergerakan ekonominya dihidupkan koperasi. Inilah bentuk sinergi konkret antara negara dan masyarakat,” tutupnya.